kaki-kaki kecil dan mungil itu berjalan tanpa alas kaki, wajah-wajah polos yang tak pernah menyiratkan kesedihan. segepok koran di tangan kiri, dan tangan kanan memamerkan koran-koran yang bergambarkan pejabat yang kedapatan korupsi, sungguh ironis. dengan semangat pantang menyerah, dan dengan gitar kecil yang menjadi temannya untuk mencari sedikit uang untuk menyambung kehidupan. di nyanyikan lagu sekedarnya, menanti ada seseorang yang mengulurkan tangan dalam waktu 48 detik. setiap sore sepulang sekolah mereka melakukan hal demikian, berlari-lari kecil menghampiri setiap mobil dan motor. sesekali saya melihat ada yang memberinya tapi terkadang banyak yang menutup kaca mobilnya dan ada yang pura-pura sibuk dengan handphonenya. mereka itu anak bangsa, generasi penerus bangsa tapi masa depan mereka? masih adakah masa depan mereka ? saat terik siang mereka berpanas-panasan, mencari sedikit uang dan kita lihat perbandingannya, saat siang para pejabat tengah asyik berleha-leha di bawah AC kantor yang nyaman, tak perlu berlari-lari mengejar seseorang yang dapat memberinya sedikit uang. tapi adakah rasa belas kasihan diantara mereka ? kenapa masih ada anak-anak bangsa yang tidak mereka perhatikan ?
saya sebagai warga indonesia, hanya bisa terdiam, melihat kelakuan para pemerintah yang berkelakuan seperti anak bayi. dulu waktu pemilihan mereka merengek-rengek meminta untuk dipilih, mengumbar janji-janji palsu. tapi pak ? dimana janjimu itu ? apa bapak tidak pernah melewati lampu merah ? apa mata bapak buta untuk melihat anak-anak kecil yang berjalan tanpa alas kaki di tengah teriknya siang ? mereka membutuhkan bantuan bapak, apa salahnya uang yang digunakan untuk bertamasya agar diberikan kepada mereka yang lebih membutuhkan ? tolong jawab saya ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar